“William
ayo bangun nanti kamu terlambat sekolah.” kata mama membangunkanWilliam.
“Iya
ma,tunggu dulu.” kata William mencoba duduk. Lalu ke kamar mandi untuk
mengambil air wudhu. Setelah sholat, William mandi. Lalu,menghampiri keluarganya
yang sudah bersiap-siap makan.
“Wah,William
terlambat bangun lagi. Lain kali jangan seperti ini lagi ya…” kata papa.
“Iya
pa.” kata William. Setelah selesai makan, William diantar papa ke sekolah.
William itu anak tunggal. Jadi,sangat disayangi oleh kedua orangtuanya. Walaupun demikian William tidak sombong. Orang tua William dahulu bekerja di Indonesia. Namun, tak lama kemudian, orangtua William pindah ke Inggris. Sehingga, William bersekolah dan dibesarkan di Inggris. Beberapa prestasi William didapat dari lomba skate board. Memang William sangat menyukai olahraga skate board. Namun,prestasi William di kelas juga bagus. William bersekolah di International Sport Center. Sekolah khusus untuk cabang olahraga dari beberapa negara. Di kelas William yaitu di Grade three ada murid tersombong yang mengaku bahwa dirinya adalah penguasa kelas. Ia bernama Vaystar. Vaystar adalah anak keturunan Spanyol. Tetapi,jika didepan guru,Vaystar berubah 180 derajat. Ia menjadi baik walau hanya di depan para guru. Vaystar dapat menguasai semua cabang olahraga. Itulah yang me,buatnya sombong. Namun William tak gentar, dengan usaha dan doa yang kuat dari William,William sering mengungguli Vaystar dalam lomba skate board.
“Good
morning,student’s.” Kata Mr.Vranch memasuki kelas.
“Good
morning,teacher.” Seru murid-murid lainnya.
”Anak-anak,
tiga minggu lagi akan diadakan Sport Day. Semua cabang olahraga akan
diperlombakan dan bisa kalian ikuti saat Sport Day. Kalian mengerti?” tanya Mr.
Vranch. “Mengerti” jawab anak-anak serempak.
Tiba-tiba, saat Mr. Vranch sedang menerangkan
tentang Sport Day, Vaystar melirik sinis kepada William.
Mmmm.... Aku ingin mengikuti cabang olahraga
skate board. Lagipula semua anak di kelas ini sudah kukalahkan. Lagi pula siapa
yang bisa mengalahkan semua kemampuan Vaystar. Hihihi.... Setiap ada lomba
apapun selalu aku yang menang. Sekarang hanya waktunya untuk menunjukkan
kemampuan di depan umum. Eh, tapi diantara teman yang kukalahkan, ada satu
orang yang tak pernah menyerah melawanku gumam Vaystar dengan sombongnya sambil melirik William. Aku harus mengalahkan anak jelek itu. Gumam
Vaystar.
Tentu
saja Vaystar kaget. “Eh.... oh.... maaf Mr. Vranch. Apa yang tadi anda
tanyakan?” tanya Vaystar gugup.
Mr.
Vranch heran dengan perubahan Vaystar. “Saya bertanya, siapa penemu olahraga
volley pertama dan tolong jelaskan, Vaystar.” tanya Mr. Vranch sedikit lantang.
“Emmm....
oh.... siapa ya?” Tanya Vaystar pada dirinya sendiri.
“Vaystar, can you answer my question?”
tanya Mr. Vranch mulai marah kepada Vaystar.
“Baiklah Vaystar, saya tidak butuh waktu untuk
menjelaskannya. Mengapa kamu tiba-tiba berubah Vaystar? Setahu saya, kamu
selalu cerdas dalam bidang apapun.” kata Mr. Vranch mendekati meja Vaystar.
Vaystar menunduk takut melihat Mr. Vranch. Semua anak melihat Vaystar dengan
tatapan tidak suka.
Sekarang aku benar-benar marah. Mengapa
teman-teman tidak mengasihani aku. Tetapi mengapa William si anak jelek itu
tidak melihatku. Mungkinkah ia mengasihaniku. Ah tapi tidak mungkin dia berlaku
begitu kepadaku. Hhhh... menyebalkan. Batin Vaystar melirik teman-temannya.
“Baiklah
Vaystar, kamu harus belajar lebih giat lagi ya, Vaystar.” kata Mr. Vranch.
Vaystar diam saja.
“Baiklah,
karena Vaystar tidak dapat menjawab pertanyaan saya, bagaimana kalau William
yang menjawab pertanyaan saya. William siapa penemu olahraga volley pertama dan
tolong jelaskan!” Kata Mr. Vranch sambil berjalan ke tempat duduknya.
“Penemu
olahraga volley pertama adalah William George Morgan!” jawab William. Semua
anak melongo mendengar jawaban William.
“Ya,
betul. Penemu olahraga volly pertama adalah William G. Morgan. Sesuai dengan
namamu, William.” Kata Mr. Vranch. Semua anak tertawa, kecuali Vaystar.
Sepulang
sekolah, William selalu menyempatkan diri dengan tekun berlatih. Bermacam-macam
manuver dia coba dan dia kuasai. Setiap hari tanpa lelah William selalu
mengasah kemampuan dirinya. William hanya ingin memberikan penampilan yang
terbaik, sedikitpun tak terbersit dalam hatinya untuk membalas kesombongan
Vaystar.
Hari
yang ditunggu pun tiba, Vaystar dengan sombongnya menatap angkuh William yang
berdiri di sudut arena. Pertandingan telah dimulai, dan diawali dengan
penampilan Vaystar. Namun karena Vaystar kurang berhati-hati dan kurang cermat
perhitungan maka Vaystar pun terjatuh di lintasan miring. Giliran William
berikutnya. Tak lupa William berdoa sebelumnya. Penampilan William sangat
sempurna. Tepuk tangan membahana di seluruh arena.
Dengan
langkah tertatih menahan sakit, Vaystar menghampiri William. “Selamat ya William,
kamu memang yang terbaik. Tolong maafkan aku srlama ini sombong kepadamu. Itu karena
aku iri dengan prestasimu. Sekali lagi, tolong maafkan aku.” kata Vaystar
sambil menyalami William.
William
tersenyum sambil berkata “Kita semua adalah yang terbaik karena kita telah
berusaha belajar dan berlatih sebaik-baiknya.”
ini Dita nulis sendiri? absolutely cool dear! Keep writing !
BalasHapus