“William, ayo bangun nanti kamu terlambat sekolah.” kata
mama membangunkanWilliam.
“Iya Ma,tunggu dulu.” kata William mencoba
duduk. Lalu ke kamar mandi untuk mengambil air wudhu. Setelah sholat, William
mandi. Lalu,menghampiri keluarganya yang sudah bersiap-siap makan.
“Wah,William terlambat bangun lagi. Lain kali
jangan seperti ini lagi ya…” kata papa.
“Iya pa.” kata William. Setelah selesai
makan, William diantar papa ke sekolah.
“Good morning,students.” kata Mr.Vranch
memasuki kelas.
“Good morning,teacher.” seru murid-murid
lainnya.
”Anak-anak, tiga minggu lagi akan diadakan
Sport Day. Semua cabang olahraga akan diperlombakan dan bisa kalian ikuti saat
Sport Day. Kalian mengerti?” tanya Mr. Vranch. “Mengerti” jawab anak-anak
serempak.
Tiba-tiba, saat Mr. Vranch sedang menerangkan
tentang Sport Day, Vaystar melirik sinis kepada William.
“Mmmm.... Aku ingin mengikuti cabang olahraga skate board. Lagipula
semua anak di kelas ini sudah kukalahkan. Lagi pula siapa yang bisa mengalahkan
semua kemampuan Vaystar. Hihihi.... Setiap ada lomba apapun selalu aku yang
menang. Sekarang hanya waktunya untuk menunjukkan kemampuan di depan umum. Eh,
tapi diantara teman yang kukalahkan, ada satu orang yang tak pernah menyerah
melawanku” gumam Vaystar
dengan sombongnya sambil melirik William. “Aku
harus mengalahkan anak jelek itu” gumam Vaystar.
“Vaystar, ada apa denganmu? Dari tadi saya
jelaskan, kamu seperti ada yang kau pikirkan selain penjelasan dari saya. What
are you doing, Vaystar ? Coba saya tanya. Siapa penemu olahraga
volley dan tolong jelaskan!” tanya Mr. Vranch memandang Vaystar.
Tentu saja Vaystar kaget. “Eh.... oh.... maaf
Mr. Vranch. Apa yang tadi anda tanyakan?” tanya Vaystar gugup.
Mr. Vranch heran dengan perubahan Vaystar.
“Saya bertanya, siapa penemu olahraga volley pertama dan tolong jelaskan,
Vaystar.” tanya Mr. Vranch sedikit lantang.
“Emmm.... oh.... siapa ya?” Tanya Vaystar
pada dirinya sendiri.
“Vaystar,
can you answer my question?” tanyaMr. Vranch mulai marah kepada Vaystar.
“Baiklah Vaystar, saya tidak butuh waktu untuk
menjelaskannya. Mengapa kamu tiba-tiba berubah? Setahu saya, kamu selalu cerdas
dalam bidang apapun.” kata Mr. Vranch mendekati meja Vaystar. Vaystar menunduk
takut melihat Mr. Vranch. Semua anak melihat Vaystar dengan tatapan tidak suka.
“Sekarang aku benar-benar marah. Mengapa teman-teman tidak mengasihani aku.
Tetapi mengapa William si anak jelek itu tidak melihatku. Mungkinkah ia
mengasihaniku. Ah tapi tidak mungkin dia berlaku begitu kepadaku. Hhhh...
menyebalkan” batin Vaystar melirik teman-temannya.
“Baiklah Vaystar, kamu harus belajar lebih
giat lagi ya, Vaystar.” kata Mr. Vranch. Vaystar diam saja.
“Baiklah, karena Vaystar tidak dapat menjawab
pertanyaan saya, bagaimana kalau William yang menjawab pertanyaan saya. William
siapa penemu olahraga volley pertama dan tolong jelaskan!” Kata Mr. Vranch sambil
berjalan ke tempat duduknya.
“Penemu olahraga volley pertama adalah
William George Morgan!” jawab William. Semua anak melongo mendengar jawaban
William.
“Ya, betul. Penemu olahraga volly pertama
adalah William G. Morgan. Sesuai dengan namamu, William.” Kata Mr. Vranch.
Semua anak tertawa, kecuali Vaystar.
Sepulang sekolah, William selalu menyempatkan
diri dengan tekun berlatih. Bermacam-macam manuver dia coba dan dia kuasai.
Setiap hari tanpa lelah William selalu mengasah kemampuan dirinya. William hanya
ingin memberikan penampilan yang terbaik, sedikitpun tak terbersit dalam
hatinya untuk membalas kesombongan Vaystar.
Hari yang ditunggu pun tiba, Vaystar dengan
sombongnya menatap angkuh William yang berdiri di sudut arena. Pertandingan
telah dimulai, dan diawali dengan penampilan Vaystar. Namun karena Vaystar
kurang berhati-hati dan kurang cermat perhitungan maka Vaystar pun terjatuh di
lintasan miring. Giliran William berikutnya. Tak lupa William berdoa
sebelumnya. Penampilan William sangat sempurna. Tepuk tangan membahana di
seluruh arena.
Dengan langkah tertatih menahan sakit,
Vaystar menghampiri William. “Selamat ya William, kamu memang yang terbaik.
Tolong maafkan aku selama ini sombong kepadamu. Itu karena aku iri dengan
prestasimu. Sekali lagi, tolong maafkan aku.” kata Vaystar sambil menyalami
William.
William tersenyum sambil berkata “Kita semua
adalah yang terbaik karena kita telah berusaha belajar dan berlatih
sebaik-baiknya.”
yeah....good story
BalasHapusAwesome!